Nama : Iva Arin L (23660209)
Kelas :
PPG Prajabatan
Gelombang : 1 (Satu)
Mata Kuliah : Filosofi
Pendidikan Indonesia
Saya be;ajar tentang pancasila sebagai
entitas dan identitas bangsa Indonesia dalam kebhinekaan dalam setiap latar
belakang kehidupan sosial-budaya, ekonomi dan agama. Pemikiran filosofis Ki
Hadjar Dewantara dinilai masih relevan untuk diterapkan pada pendidikan saat
ini. Ki Hadjar Dewantara menegaskan bahwa tujuan dari pendidikan adalah
menuntun agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang baik
sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Profil Pelajar Pancasila membantu
mengemban tujuan dan visi pendidikan yang mudah dipahami oleh semua kepentingan
pendidikan. Untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang
berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21: menciptakan
pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik, menciptakan lingkungan yang baik
bagi peserta didik, pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dan
memberikan pemahaman tentang profil pelajar pancasila serta pengamalannya dalam
kehidupan sehari - hari. Profil Pelajar Pancasila terdiri dari Beriman,
Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia; Berkebinekaan Global;
Gotong Royong; Kreatif; Bernalar Kritis dan Mandiri menjadi profil lulusan
pelajar dalam pendidikan Indonesia. Selain itu, moral yang terus melanda bangsa
Indonesia yang ditandai dengan mulai mengendurnya ketaatan masyarakat terhadap
norma-norma sosial yanghidup di masyarakat, menunjukkan pentingnya penanaman
nilai-nilai ideologi melalui pendidikan Pancasila.
Pancasila juga sebagai dasar filosofi
pendidikan di Indonesia dan membuat kesatuan hidup berbangsa dalam keberagaman
Indonesia. Nilai-nilai pancasila menjadi dasar perkembangan paradigma
pendidikan untuk melestarikan keberagaman budaya, ras, suku, dan agama di
Indonesia. Perwujudan profil pelajar pancasila pada pendidikan yang berpihak
pada peserta didik dalam pendidikan abad 21 yaitu pembelajaran terhadap
pemahaman pancasila diharapkan akan membangun semangat dalam mengembangkan ilmu
pendidikan yang bercorak karakter Pancasila sehingga memberikan identitas ilmu
pendidikan yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Profil Pelajar Pancasila membantu
mengemban tujuan dan visi pendidikan yang mudah dipahami oleh semua kepentingan
pendidikan. Selain itu, profil ini dimaksudkan sebagai kompas bagi pendidik dan
pelajar di Indonesia serta menjadi tujuan akhir dari segala kegiatan di satuan
pendidikan. Beberapa contoh implementasi profil
pelajar Pancasila pada siswa, yaitu:
·
Putar
film dan cerita-cerita inspiratif dalam kegiatan pembelajaran.
·
Bagikan
nasihat dan cerita motivasi yang membangkitkan semangat murid.
· Menanamkan kebiasaan positif kepada siswa, seperti
gotong royong, buang sampah, piket, dan sebagainya.
·
Buatlah
penugasan yang memicu kreativitas dan budaya kemandirian.
·
Melakukan
kegiatan membatik, observasi di museum, studi kasus mengenai fenomena sosial
dan lain sebagainya.
Selain itu hal yang harus diperhatikan
dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang Berpihak pada Peserta Didik di
Abad ke-21 adalah sebagai berikut :
·
Beriman,
Bertakwa Kepada Tuhan yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia Pelajar Indonesia
harus memiliki akhlak yang baik dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam hal ini pelajar Indonesia harus memahami: nilai akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada
manusia, akhlak kepada alam dan akhlak bernegara akhlak pribadi. Contoh sikap
yang bisa dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan menjalankan
perintah agama sesuai kepercayaan masing-masing, berkata dan berbuat baik
sesuai ajaran agama.
·
Berkebinekaan
Global: Dalam hal ini berarti pelajar Pancasila harus mampu mempertahankan
nilai-nilai luhur, kearifan local dan identitas bangsa. Namun disisi lain tetap memiliki wawasan dan
keterampilan global dan mampu terbuka
untuk berinteraksi dengan budaya
lain. Sehingga diharapkan akan
muncul rasa kebanggan dan cinta
tanah air, secara bersamaan memupuk rasa saling menghargai budaya lain
secara positif. Contoh sikap yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
adalah dengan mencoba mengenal dan menghargai teman dari suku yang berbeda.
·
Bergotong
royong: Budaya kolaborasi, kepedulian, berbagi dan secara sukarela
menyelesaikan suatu pekerjaan secara bersama-sama agar bisa tuntas dengan cepat
dan lancar merupakan cerminan dari identitas masyarakat Indonesia yang perlu
dilestarikan kepada generasi muda. Contohnya siswa dapat mencoba untuk
berkolaborasi dengan teman yang lain ketika pembelajaran berlagsung di kelas.
·
Mandiri:
Kemandirian berarti setiap peserta didik mampu bertanggung jawab terhadap
proses pembelajaran yang dijalaninya, sadar atas kemampuan diri, dapat mengendalikan emosi, mampu mengatur pikiran
dan perasaan untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh, apabila dihadapkan dalam
situasi sulit maka siswa dapat dengan tenang mencari solusi sendiri dan
menghadapi situasi dengan bijak.
·
Bernalar
kritis: Bernalar kritis menunjukan kemampuan siswa secara objektif dalam memproses informasi dan bisa
memberikan alternatif pemecahan masalah, mengelaborasi berbagai informasi,
menganalisis, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Contohnya seperti bagaimana
cara siswa memperoleh dan memproses informasi dari situs web atau blog tentang
pembelajaran siswa tersebut menyimpulkan sesuai dengan gagasan mereka, lalu
siswa tersebut menganalisis sekaligus mengevaluasi apakah informasi yang mereka
dapat valid ataukah tidak.
·
Kreatif: Peserta didik yang kreatif,
berarti mampu menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan
memiliki dampak positif. Misalnya memberikan ide yang berbeda dari teman-teman
lain dalam membuat suatu proyek maket denah, siswa mampu mengolah informasi
atau mencari inspirasi dan melahirkan gagasan baru cara membuat, serta
menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda pada setiap kelompok.
0 komentar:
Posting Komentar